Pasar Wisata Banten Lama : Dibangun Tahun 2019, Kondisinya Bikin Miris
BANTEN – Pasar Kawasan Penunjang Wisata (KPW) Banten Lama yang dibangun tahun 2019 kondisinya sangat memprihatinkan, karena tidak pernah difungsikan.
Lokasi pasar tersebut berdampingan dengan Terminal KPW Banten Lama di Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Berdasarkan pantauan banteninside.co.id, kondisi Pasar KPW Banten Lama sangat memprihatinkan. Ditumbuhi ilalang tinggi dan tanaman liar.
Tidak hanya itu, langit-langit kios di Pasar KPW Banten Lama juga sudah banyak yang ambrol dan pintung rollingnya sudah banyak yang hilang entah kemana. Dalam area pasar tersebut juga ada satu buah mushola yang tampak terbengkalai.
Lihat juga DPRD Banten Tetapkan Jadwal Reses Masa Persidangan ke I Tahun Sidang 2023-2024
Salah seorang juru parkir di sekitar lokasi, Ali mengatakan, bangunan pasar tersebut sudah lama kosong tidak ditempati oleh pedagang.
“Sekitar 3 tahunan (tidak ditempati), tidak ada yang mau nempatin karena pengunjungnya tidak ada yang mau mampir,” katanya, Minggu, (12/11/2023).
Menurut Ali, para pedagang tidak mau menempati kios lantaran akses keluar masuk pengunjung yang susah. Hal itu karena pasar itu hanya memiliki satu pintu, baik masuk maupun pintu keluar.
Ali juga menyebutkan, banyak barang-barang mushola dan kios yang hilang dicuri oleh oknum tidak bertanggung jawab, karena pasar yang terbengkalai tidak terawat.
“Kalau mushola AC-nya hilang, mesin air, rolling kios juga banyak yang ngambilin,” ungkapnya.
Dikatakan Ali, pasar tersebut pernah ditempati satu kali. Namun, karena sepi pengunjung, akhirnya sekitar 500 kios yang berada di pasar tersebut ditinggalkan pedagang.
Pemerintah Tak Beri Arahan
Salah satu pedagang di area Terminal KPW Banten Lama, Karsinem mengungkapkan, kosongnya pasar lantaran tidak adanya arahan dari pemerintah terkait perpindahan. Menurutnya pedagang-pedagang harus diberikan pengertian terlebih dahulu untuk pindah ke pasar tersebut.
“Sebenarnya mah dari awalnya salah langkah. Harusnya pedagang diarahin, dibantu pindahannya, bukan sekedar disediain tempat aja tapi harusnya diarahin,” jelasnya.
Kemudian, ungkap Karsinem, ukuran kios yang kecil, hanya berukuran sekitar 3×2 meter, juga menjadi alasan pedagang enggan menempati lokasi tersebut. Hal itu karena sangat menyulitkan mobilitas para pedagang.
“Kalo kita nempatin lokasinya kecil itu, pedagang disinikan pakai etalase, rak, bangku nggak bisa soalnya kurang luas,” tuturnya.
Meskipun gratis, kata Karsinem, jika dia nekat mengisi kios di pasar itu sama saja seperti bunuh diri. Karena tidak adanya pengunjung yang masuk kedalam pasar.
“Kalo nekat jualan disitumah meskipun gratis kayak bunuh diri, orang gaada yang lewat gaada pengunjung kesitu,” tuupnya. (ukt)