85 Panjang Mulud Meriahkan Maulid Nabi di Kampung Domba Kota Serang
BANTEN – Hiasan panjang mulud beragam rupa berisikan sejumlah panganan masak maupun kemasan, serta barang-barang lainnya berduyun satu per satu dibawa warga menuju Masjid Al Itihad, RW 05 Kampung Domba, Kelurahan Lopang, Kota Serang.
Sebelumnya, panjang mulud itu diarak keliling kampong. Panjang mulud adalah salah satu tradisi masyarakat Kota Serang tiap memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Sekretaris Pelaksana Maulid RW 05 Kampung Domba, Lopang, Kota Serang, Robi Haryadi mengatakan, tiap tanggal 12 Rabiul Awal 1445 Hijriyah (28 September 2023) warga kampung domba beramai-ramai membuat hiasan panjang mulud dan mengarak hiasan panjang tersebut.
“Panjang muludnya kita ambil dari rumah-rumah warga dan akhirnya dikumpulkan di Masjid Al Itihad RW 05 Kampung Domba,” katanya di halaman Masjid Al Itihad, Kamis, (28/9/2023).
Lihat juga Rezeki Bulan Maulid, Rezeki Bagi Penjual Hiasan Panjang Mulud di Kota Serang
Robi menyebutkan, pada Maulid Nabi 1445 Hijriyah kali ini jumlah panjang mulud sekitar 85 buah. Berkurang dari tahun sebelumnya yang mencapai lebih dari 100 buah panjang mulud, menurutnya hal ini disebabkan oleh kondisi perekonomian warga yang tidak stabil.
“Ini menyusut dari tahun lalu (Maulid 1444 Hijriyah) yang jumlahnya 100 lebih. Mungkin karena kondisi perekonomian yah,” ungkapnya.
Robi juga mengatakan, panjang tersebut dihias dengan berbagai makanan dan peralatan rumah tangga. Seperti beras, mie instan, kopi, minyak, gula, kecap, sarung, sandal jepit dan masih banyak lagi. Meskipun saat ini harga beras sedang mahal, hal itu tidak lantas menyurutkan semangat kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW dengan menghias panjang.
“Model panjang ini banyak hiasannya, ada bentuk tank, perahu, masjid, rumah minang, beraneka ragamlah tergantung kreativitas warga,” jelasnya.
Dikatakan Robi, tradisi ini sudah lama berjalan bahkan semenjak kakek buyutnya sekitar 60 tahun lalu dan masih terus terjaga dengan baik hingga saat ini.
Sementara itu, Supiah, salah satu warga yang menyaksikan di lokasi, mengaku bersyukur acara ini dapat berjalan dengan meriah setiap tahunnya, sehingga tradisi bisa tetap terjaga.
“Alhamdulillah meskipun harga beras mahal tapi tidak mengurangi kemeriahan. Alhamdulillah setiap tahun selalu meriah,” katanya. (ukt)