Kemiskinan di Kabupaten Serang Turun 0.11 Persen pada Tahun 2023
BANTEN – Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap adanya penurunan angka kemiskinan di Kabupaten Serang pada 2023 lalu.
Hal ini terungkap dalam Rapat Koordinasi antara BPS Kabupaten Serang dengan Pemkab Serang di Pendopo Bupati, Senin (29/1/2024).
“Kegiatan itu rutin dilaksanakan, karena data BPS menjadi acuan program kerja kami. Sehingga dengan anggaran terbatas, program kita tepat sasaran,” kata Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah kepada wartawan.
Menurut Tatu, Pemkab Serang fokus pada kenaikan dimensi Indeks Pembangunan Manusia (IPM). “Kita fokus anggarannya ke sana. Dan alhamdulillah, dari data yang kami dapat dari BPS, untuk IPM naik, kemudian untuk tingkat pengangguran turun dan kemiskinan juga turun,” ujarnya.
Lihat juga Gencar Bagikan Bansos Jelang Pemungutan Suara Pemilu 2024, Pemprov Banten Bantah Ada Instruksi Pusat
Berdasarkan data hasil survei BPS, tingkat pengangguran Kabupaten Serang pada Agustus 2023 sebesar 9,94 persen. Menurun dibandingkan tahun 2022 sebesar 10,61 persen.
Sementara angka kemiskinan pun turun. Tahun 2022 sebesar 4,96 persen, turun menjadi 4,85 persen pada tahun 2023. Angka ini mencatatkan Kabupaten Serang dengan angka kemiskinan terendah ketiga di Provinsi Banten.
Setelah sempat terkontraksi virus corona atau Covid-19, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serang meningkat tajam. Sempat minus 2,38 persen tahun 2020, terus melejit menjadi 3,74 persen tahun 2021 dan tahun 2022 sejumlah 5,04 persen.
Sementara untuk IPM melonjak cukup signifikan. Sebesar 71,99 poin pada tahun 2022, naik menjadi 72,63 poin pada 2023. Angka itu termasuk dalam kelompok IPM Tinggi.
Sejumlah dimensi IPM, antara lain, usia harapan hidup naik 0,54 persen menjadi 74,62 tahun, harapan lama sekolah naik 0,63 persen menjadi 12,86 tahun, rata-rata lama sekolah naik 0,13 persen menjadi 7,79 tahun dan pengeluaran per kapita naik 3,70 persen menjadi Rp 11.320.000 per tahun.
Meski sejumlah indikator pembangunan mengalami tren positif, dia menilai, masih menyisakan sejumlah catatan. “Pengangguran banyak di lulusan sarjana, SMA dan SMK. Nanti kita evaluasi detail dengan program di sejumlah Organisasi Perangkat Daerah atau OPD,” ucapnya.
Evaluasi program dilaksanakan dalam proses pengentasan kemiskinan. Meski angka kemiskinan turun, kata Tatu, tetapi ke dalamannya meningkat. “Artinya kita harus turunkan program kepada masyarakat yang mengalami kemiskinan ekstrem,” jelasnya.
Selanjutnya, evaluasi pada program untuk mengerek income per kapita masyarakat. “Pendapatan per kapita masyarakat memang naik. Namun jangan terlena karena kita ada industri. Kami ingin pendapatan masyarakat naik di tingkat nelayan hingga petani,” tegasnya.
Kepala BPS Kabupaten Serang Tutty Amalia membenarkan sejumlah indikator strategis Kabupaten Serang mengalami perkembangan yang cukup baik. “Usia harapan hidup naik, angka kematian bayi menurun, pengangguran menurun,” jabarnya. (rf)