Kondisi Rumah Eks Asisten Residen Lebak Eduard Douwes Dekker Terbengkalai
BANTEN – Rumah yang pernah ditempati oleh Asisten Residen Lebak Eduard Douwes Dekker tahun 1856 kini kondisinya terbengkalai tak terawat.
Rumah tersebut berada di dalam lingkungan RSUD Adjidarmo Rangkasbitung, Kabupaten Lebak-Banten, tepatnya Berada di area parkir sepeda motor pengunjung RSUD Adjidarmo.
Diketahui, Eduard Douwes Dekker menjabat sebagai Asisten Residen sekitar 3 bulan sejak 21 Januari 1856 – 04 April 1856. Eduard Douwes Dekker dikenal dengan nama pena Multatuli dan berhasil membongkar praktik eksploitasi penguasa kolonial atas rakyat bumiputera melalui karya berjudul Max Havelaar.
Lihat juga Tak Pernah Dibenahi, Ruas Jalan Trip Jamaksari Langganan Tergenang Banjir
Berdasarkan penelusuran banteninside.co.id, bangunan yang dulu pernah ditempati oleh Multatuli itu kondisinya sangat memprihatinkan.
Bisa dilihat dari halaman depan banyak jendela dan pintu yang sudah tidak ada, serta cat dinding yang sudah terkelupas karena tidak terawat.
Bagian dalamnya, kondisi plafonnya juga sudah banyak yang berlubang dan lantai tampak kotor dan kumuh, dipenuhi tanah bercampur lumpur serta sampah yang entah darimana datangnya.
Tidak hanya itu, dindingnya juga ada coretan-coretan tangan orang tidak bertanggungjawab.
Di halaman depan rumah tersebut terpasang sebuah plang “Cagar Budaya” yang menandakan rumah tersebut sebagai situs cagar budaya dan dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Berdasarkan pengakuan salah satu petugas keamanan RSUD Adjidarmo yang tidak ingin disebut namanya, kondisi rumah tersebut memang sudah sejak lama terbengkalai dan hanya ada plang penanda Situs Cagar Budaya tanpa pernah dilakukan revitalisas.
“Sudah lama seperti ini sejak awal saya masuk kerja disini tahun 2013 juga sudah tidak terawat,” ujarnya saat berbincang dengan banteninside.co.id.
Meskipun tidak terawat, tuturnya, rumah yang pernah ditinggali oleh Multatuli sering mendapatkan kunjungan dari masyarakat umum ataupun mahasiswa.
“Kadang-kadang ada bule atau rombongan mahasiswa juga kesini, entah buat penelitian atau apa, atau mungkin penasaran pengen tahu rumahnya Douwes Dekker,” jelasnya.
Sangat disayangkan rumah bersejarah tersebut kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat. Lokasi rumah itu juga hanya berjarak kurang lebih 1kilometer dari Museum Multatuli yang berada di Alun-alun Rangkasbitung.
Saat banteninside.co.id berkeliling di halaman rumah Multatuli, ada beberapa sepeda motor yang sengaja terparkir menempel di dinding depan rumah. Jika terus dibiarkan, bukan tidak mungkin situs bersejarah tersebut akan rata dengan tanah dan hanya tinggal kenangan. (ukt)
One Comment